Oktava Prima, siapa sih dia? Dia calon istri dari Jefri Edison, korban kecelakaan Pesawat Lion beberapa waktu yang lalu itu. Menyedihkan memang, melihat dia meletakkan gaun pengantinnya di peti calon suaminya. Bayangkan, hanya beberapa hari menjelang hari bahagia mereka, tapi lelaki itu dipanggil Tuhan lebih dulu. Aku, aku takut membayangkan hal serupa terjadi padaku, atau pada orang yang aku kasihi.. pasti, PASTI! Sangat menyakitkan! Di saat semuanya telah ada di depan mata. Ah, kata Bebe tadi pagi, "C'est La Vie!"Saat membayangkan bagaimana perasaan Oktava Prima, aku teringat Bapakku.... 15 tahun yang lalu, saat ia juga ditinggalkan oleh teman hidupnya. Aku masih kecil, aku bahkan sudah lupa rasa kehilangan waktu itu. Tapi dia? Aku terbayang betapa repotnya dia waktu dulu, sampai dia membatalkan niatnya sekolah doktoral karena tidak tega meninggalkan anak-anaknya, yang waktu itu masih kecil-kecil. Kekagumanku padanya tidak pernah luntur, sampai saat ini. Kesabarannya, kecintaannya, kebaikan hatinya, kelucuannya, keceriaannya, semuanya... 5 tahun dia rela sendirian, bukan waktu yang sebentar untuk seorang laki-laki dengan 3 orang anaknya. Aku kemudian menjadi terlalu protektif, bahkan sampai merasa harus tahu siapa saja teman-temannya, kemana saja dia pergi setiap hari dan aku selalu menantinya pulang meski hingga larut. Sampai dia terkadang mengingatkan aku bahwa aku ini anaknya.. Entah apa maksudnya waktu itu, aku tidak perduli! Aku hanya tidak ingin dia menikah lagi, itu saja!
Setelah aku beranjak dewasa aku semakin mencoba mengerti kesulitan yang ia hadapi. Pasti berat. Akhirnya aku merelakan dia menikah lagi di tahun 1994. Kupikir semua akan berakhir begitu dia menikah. Ternyata tidak. Dia menjalaninya dengan cantik, kasih sayangnya tidak berubah, bahkan bertambah, sehingga kamipun bisa mengasihi adik-adik kami yang terpaut usia belasan tahun itu, dengan tulus. Aku bisa merasakan, Tuhan sangat mengasihi dia. Selayaknya manusia lainnya, dia tidak sempurna, tapi buatku... dia sempurna! Dan aku sayang dia. |