<noscript><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7686965\x26blogName\x3dLoving+Lovely+Love...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dTAN\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://clodi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3dfr_FR\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://clodi.blogspot.com/\x26vt\x3d-6057690938476466135', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script></noscript>
 

jeudi, septembre 08, 2005
suka dan duka
1 september: Pulang Kampung
bébé ultah. seneng banget! makin seneng karna rencananya hari ini kami *aku, bébé, ibunya bébé, sama Pakde dan Pakle' nya bébé* berencana terbang ke Medan. mau ngapain? rencananya, sih... bébé mau diangkat anak sama Bibi-ku di Medan, untuk proses upacara adatnya nanti.

karna berangkatnya berlima, so kita beli tiket murah lah. beli tiket AWAIR. ternyata, aga-aga preman juga nih naik AWAIR. kita nga dikasih tiket, cuma ada itinerary yang dikirim via e-mail. itinerary itu diprint, dan itu yang jadi pass masuk buat check-in. setelah check-in, seperti biasa, baru deh dapat boarding pass yang TIDAK ADA NOMER BANGKUNYA! jadi, pas mau naik pesawat rebutan banget. sampe di pesawat, nga dikasih makanan. jadi, kayak di kereta api gitu deh.. dikasih menu, trus kita mesen. kayak naek kereta api yah..?

sampe di Medan, kami dijemput oleh Ibuku *kebetulan Bapakku lagi jemput adek-adekku di tempat les sempoa* dan juga oleh Mbak Wiwin *sepupunya bébé* yang kebetulan tinggal di daerah Pancur Batu (nga terlalu jauh lah dari Medan). tapi kesepakatan, semua ke rumah orang tuaku dulu, baru kemudian setelah ngobrol-ngobrol, keluarga bébé pulang ke Pancur Batu.

karna sampenya udah sore, dan ngobrol-ngobrol pun udah sampe malam. sesudah keluarga bébé pulang, kami pun pergi tidur.



2 September: Lomba Sempoa
hari ini aku dapat tugas nemenin adik-adikku *mereka kembar, dua-duanya perempuan* ke acara lomba sempoa antar klab di Medan. ternyata banyak sekali klab sempoa di Medan. kami tiba di tempat perlombaan 30 menit lebih dulu. tapi sempat bosan juga menunggu. lalu, karena adik-adikku dapatnya kelompok kedua yang berlomba, sekitar satu jam kemudian mereka baru maju berlomba.

mereka berdiri membelakangi karton yang bertuliskan soal-soal itu. setelah hitungan satu, dua, tiga.. mereka pun berlomba cepat-cepat menyelesaikan soal-soal hitungan itu. hebatnya, ada yang dalam waktu kurang dari 50 detik! sudah menyelesaikan soal-soal hitungan di hadapannya *itu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam digit ratusan* untung jenjang anak kelas 4-5 sd ini tergolong susah kan? bahkan panitia aja kudu make kalkulator supaya bisa menghitung lebih cepat dari anak-anak itu. *itu pun masih kalah cepat*

selesai perlombaan, kami pun dijemput Bapak. kata Bapak, nga usah nunggu pengumuman, biar guru les-nya aja yang nungguin. tapi, adek-adekku *namanya Ina-Ira* sebenernya kepengen nungguin. alhasil, sepanjang jalan mereka ngambek, mogok ngomong. pas mau pulang ke rumah, gurunya telpon, ternyata Ina-Ira juara loh!
Ina *si kakak* juara III dan Ira *si adek, si bontot di keluarga kami* juara Harapan II. Ina udah juara lomba sempoa ini untuk yang kedua kalinya sedangkan Ira baru sekali ini jadi juara. jelas aja mereka ngambek sepanjang jalan, karna *mungkin* mereka yakin banget bakalan jadi juara...

trus setelah kita balik lagi ke lokasi perlombaan, gurunya lagi nungguin mereka dengan piala dan bingkisan. langsung deh, senyum mengembang di pipi si kembar kami ini.. senangnya..



3 september: Pertunangan
pagi-pagi, bangun tidur karna beberapa sms dan telpon dari sanak famili yang mengucapkan selamat dan memberikan semangat untuk acara siang ini. sekitar jam 12, kami berangkat ke salon. duh, aku tuh paling males ber-make up. tapi, kata Ibuku, kali ini "WAJIB!" jadi lah pasrah..

acaranya mestinya mulai sejak jam 2, tapi diriku masih di salon sampai jam 1.30. Bapakku udah panik-maranik! jadi lah kita buru-buru kembali lagi ke rumah, baru ke tempat acara *yang kebetulan dilangsungkan di rumah panguda pamanku* ternyata, bébé dan keluarga juga masih dalam perjalanan dari Pancur Batu.

2.30 pm
ternyata sanak-famili yang datang melebihi jumlah yang diperkirakan. aku sampai terharu sekali , ternyata keluarga dari mendiang Ibuku dulu pun pada datang. padahal ini rencananya cuma acara kecil-kecilan. karna melebihi perkiraan, konsumsi pun jadi kurang. terpaksa beberapa makan dari nasi bungkus.

acara dimulai sekitar pukul 3. acara pertama adalah semacam upacara pengangkatan bébé jadi anak di salah satu famili yang punya kekerabatan dekat jadi, posisi bébé dijadikan sebagai impal paribanku. pariban *dalam adat Batak-Karo disebut impal* ini, kalo dalam silsilah keluarga di Batak-Karo, adalah orang yang semestinya menikah dengan aku. nah, berhubung bébé bukan dari keluarga Batak-Karo, jadi dia diposisikan dulu supaya menjadi pariban impal-ku. aga ribet yah? emang... tapi yah begitu lah adat.

lalu, ibu-nya bébé pun dikasih kain ulos *disebutnya diulosi* dan dikasih marga yang serupa dengan Bibi-ku yang jadi orang tua angkat bébé itu. nah, sekarang si bébé udah dapat marga: "Tarigan!"

sesudah upacara adat itu selesai, kebaktian pun dimulai.

selesai kebaktian, lalu Bapak Pendeta memberikan cincin untuk kami saling memakaikan di jari manis tangan kiri. waktu bébé nyematin cincin di jariku, katanya agak susah.. katanya, jariku menggendut.. katanya lagi, mungkin kalo aku grogi jariku jadi gendut.. padahal sekarang dipakenya nga sempit tuh, malah agak longgar... dan waktu aku menyematkan cincin di jari masih tangan kirinya, rasanya agak gemeter sedikit.. tapi setelah itu kita saling menggenggam tangan dan Bapak Pendeta berdoa buat kita.

puji syukur pada Tuhan, semua berjalan dengan lancar.
hari ini, kami resmi bertunangan.



4 september: Berpisah dan Berenang
pagi-pagi Bapak dan Ibuku pergi melayat. ternyata ada sanak famili yang meninggal tabrakan malam tadi. padahal, kemarin ibunya hadir di acara kami, bahkan dia pulang paling belakangan. jadinya, karna pergi melayat.. Bapak dan Ibuku nga bisa ikut nganterin keluarga bébé ke Polonia. ya sudah. aku ditemani Ina-Ira, adikku yang kembar, dan Mia, sepupuku. sampai di Polonia. bébé langsung masuk ke waiting room dan aku pun pulang ke rumah. sampe di rumah, dapat sms dari bébé, mau take-off.

2 jam kemudian bébé sms lagi, udah tiba dengan selamat di Jakarta. puji Tuhan.

sekitar jam 2 siang, Bapak pulang dari melayat.. Ina-Ira langsung heboh ngajak berenang. tapi Ibuku nga bisa ikutan. jadi lah kami pergi berenang berlima *aku, si kembar, Bapakku, danPutra, adik sepupu*

pulang berenang, rasanya capek. dan langsung deh pada jatuh tertidur.



5 september: Kecelakaan, Kedukaan, dan Kembali ke Jakarta
rencananya hari ini mau ke dokter dulu. mau check-up, nyari second opinion tentang penyakit sesak yang masih aja kerasa sampe sekarang . pagi-pagi, perginya terpisah. Ibuku nganterin si kembar ke sekolah, aku ikut Bapakku menuju Polda untuk mengurus perpanjangan STNK mobil sebelum ke rumah sakit. seperti biasa, jalanan di Jamin Ginting *daerah antara Pasar 5 dan Pasar 6, tempat kejadian jatuhnya Pesawat Mandala itu* macet banget! berhubung di situ ada pasar, arus lalu lintas terasa tersendat-sendat. lalu, setelah lewat dari pasar itu kembali lengang kan kami segera menuju Polda. sampai di Polda, ketemu sama Ibuku, dan karna masih pagi.. kantor dispenda belum aktif. lalu "berkat jasa" orang yang "dikuasakan" proses pengurusan STNK itu cepat selesai.

kami pun berpisah. aku dan Bapak pergi ke rumah sakit, sedang Ibuku menunggu STNK selesai lalu pulang ke rumah. kami pun segera ke rumah sakit untuk check-up. sampai di rumah sakit, aku harus ambil sampel darah, dahak , dan urine. lalu siap-siap mau foto thorax, tapi bukan pake X-Ray.. melainkan foto MRI *yang ternyata mahal juga, 1,2 juta!!* tapi, untuk foto MRI kudu ngantri. kami pun disuruh kembali lagi pukul 12 siang.

setelah dari rumah sakit, aku nemenin Bapak ke notaris, membereskan beberapa urusan. dalam perjalanan, aku dapat sms dari Dea:
"di, ada pesawat jatuh di Polonia yah? katanya meledak di udara. semua penumpang hangus!"

aku kayak nga percaya denger kabar itu , begitu sms kuterima, Bapak dapat telpon dari salah seorang temannya yang mengabarkan berita serupa. lalu beberapa sms pun bertubi-tubi kami terima. dari kerabat, dari sanak, dari teman, dari orang kantor, aku sampai terharu juga.. ternyata banyak juga orang yang perduli pada kami. trimakasih banyak!

lalu kami teringat! Ibuku kan mungkin dalam perjalanan pulang. jangan-jangan??
beberapa kali mencoba menghubungi, hpnya tidak bisa menerima panggilan *error in connection* jadinya, kami sempat panik juga. tapi nga berapa lama ternyata karna koneksi telepon lagi kacaw, hp Bapakku juga berkali-kali terima pesan Veronica padahal tidak berdering sama sekali. dan syukurlah salah satunya dari nomer Ibuku. kami pun bisa bernafas lega.

dalam perjalanan pulang dari notaris, kami salah jalan. jadi masuk ke jalan Jend. Sudirman, tepat di depan rumah dinas Gubernur Sumut *Gubsu* yang ternyata udah ramai dipadati orang-orang penting. sepertinya benar kabar yang waktu itu masih terdengar simpang-siur terdengar itu. Gubsu ikutan di dalam pesawat, bahkan jenazah mantan Gubsu, Raja Inal Siregar, pun sudah teridentifikasi. sedih sekali. ada juga anggota DPD Sumut A.H. Harahap.

-------------------------------
turut berduka untuk Kak Ita Siregar (Planologi'92) atas kepergian Ayahanda terkasih. semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan
-------------------------------


kesedihanku bertambah lagi saat mendengar bahwa salah seorang temanku, Lydia, yang berduka karena Ibunda terkasih dan adiknya (Natalia Sitanggang) turut menjadi penumpang yang tewas dalam kecelakaan pesawat naas itu. cerita yang mengharukan adalah bahwa adiknya Lydia, Natalia, kabarnya berencana berangkat ke Perancis yang mendapatkan beasiswa studi masternya sekitar awal september ini. almarhum berangkat ke Medan karena bermaksud ziarah dulu ke makam ayahnya, lalu ibu alm berencana turut ke Jakarta karena bermaksud untuk mengantarkan putrinya berangkat ke Perancis. tapi, manusia boleh berencana, tetap Tuhan yang menentukan. Natalia nga jadi ke Perancis, tapi dia mendapatkan tempat yang lebih indah dari negara Perancis.

-------------------------------
turut berduka cita yang dalam buat Lydia (Planologi'97) dan saudara-saudaranya.. Tuhan tahu jalan yang terbaik, dan pasti akan menguatkan kalian dalam iman. Tuhan beserta kalian semua.
-------------------------------


setelah mendengar berita itu, aku merasa sekujur tubuhku kedinginan. padahal hawa kota Medan panas sekali siang itu. terus terang, aku ketakutan. membayangkan penerbanganku di malam harinya. pesawat Mandala yang setelah 36 tahun belum pernah jatuh aja bisa jatuh, apalagi pesawat AWAIR yang rada brutal yang akan kutumpangi malam itu? bisa jadi lebih parah? aku udah bener-bener totally parno waktu itu!

setelah beres dari notaris, kami kembali lagi ke rumah sakit untuk menjalani foto MRI. tapi ternyata di rumah sakit udah rame membahas tentang kecelakaan itu. beberapa dokter pun sudah ditarik ke RS Adam Malik untuk memberikan bantuan. karena kondisinya lagi kusut, dokternya bilang foto X-Ray aja untuk Thorax-nya, nga usah MRI ......ya sudah. selesai foto. kami pun pulang ke rumah.

sepanjang jalan, sanak-famili masih terus menghubungi tapi sayangnya semua nomor mereka masuk ke Veronica sehingga agak sulit mendeteksi siapa-siapa aja yang mencoba menghubungi kami. mungkin disebabkan oleh karena dalam berita dikatakan yang terkena adalah daerah Padang Bulan *yang mana, semua orang tau kalau daerah tempat tinggal kami di Medan adalah daerah Padang Bulan*

lokasi tersebut sebenarnya berada dekat sekali dengan rumah orang tua angkatnya bébé, karena lokasi rumah Bibiku itu agak menjorok ke dalam jadi tidak terkena jatuhan puing-puing pesawat dan ledakannya. sementara deretan rumah di depan rumah mereka *yang menghadap ke tepi jalan* hangus terbakar! waktu itu berkali-kali kami mencoba menghubungi mereka, namun berkali pula gagal karena koneksi memang sedang kacau. tapi, akhirnya kami mendapat berita juga bahwa ternyata mereka semua selamat juga rumahnya.

sampai di rumah, aku pun packing sambil menunggu si kembar pulang sekolah. perasaanku benar-benar nga keruan. sedih juga karna mesti pulang lagi ke Jakarta. seneng juga karna kalau pulang ke Jakarta, berarti ketemu lagi sama bébé, tunanganku. tapi, ada rasa takut juga mendengar kabar kecelakaan itu.

semakin malam. kami makan malam bersama. perasaan takutku makin memuncak melihat langit Kota Medan yang gelap, dengan tumpukan awan hitam yang tebal-tebal serta petir yang kerap menyala-nyala. aduh, piyuuung... seram sekali! tak lama hujan lebat turun. aku kemudian mengunci diri di kamar, berdoa. aku buang rasa takutku. aku pasrahkan diri lah sama Yang Di Atas.

8.30 pm
tiba di Polonia. Bapakku, Ibuku, dan si kembar ikut nganterin. rasanya lebih lega. ditambah lagi hujan lebat akhirnya berhenti juga kilat-kilatpun mulai bosan menyambar. aku tertawa-tawa bersama adik-adik dan Ibuku. rasanya bahagia sekali. lalu, pukul 9.30 kami mulai boarding. kupeluk erat mereka semua. Bapakku. Ibuku. dan si kembar, kupeluk bergantian. lalu pesawat mulai take off jam 9.45.

00.05 am
tiba di Soekarno-Hatta. puji Tuhan. meski landing kurang mulus. aku tiba juga di Jakarta, tanpa kurang suatu apa pun. dijemput bébé, lalu pulang ke kost. rasanya ngantuk sekali. makasih yah, bé... rela melek semaleman buat menjemput aku di bandara. emang aku nga salah pilih!





anyway, kabarnya black box sudah dikirim ke Amerika, untuk dianalisis. lalu? akan kah nasibnya sama dengan black box Lion Air yang kecelakaan di Solo dan yang waktu itu telah dikirim ke Australia? maksudnya,
apakah memang nga akan pernah dipublikasikan...?

*tadi malam, di Metro tv, katanya hasil analisa dari black box bukan untuk konsumsi publik! karena bahasanya bukan bahasa publik.
aiiiih, emangnya nga bisa diterjemahkan yah?*
posted by clodi @ 10:31  
0 Comments:
Enregistrer un commentaire
<< Home
 
 

after he took my hand and promised to share his life with me, i amazed that my life finally went straight to his heart..
after she's born, i learned to love my life..
the way they moved, the way they cried, the way they laughed, the way they did everything.. gave me strenght, gave me spirit, gave me hope!
i dedicate my life to the loving father and my lovely baby..
bisous!
About Me

Name: clodi
Home: South Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: ..an absurd human being sophisticated in her moods, having a horse sign reflecting elegance, independence, friendliness, and loyalty... yet helpful and constantly on the move, also enjoys experimenting with new things or meeting new people.
want to know me better?
Previous
Archives
Daily Clicks

Kutamitami-Lenteraku
UjungjariKu-BEBE
Blogger Family
Blogger Online Magazine

Media Box


| View Show | Create Your Own

Fellowship
Credits

Free Blogger Templates

BLOGGER