Kemarin aku sempat mendengar beberapa kolega berdiskusi tentang liburan... yah Natal, yah Lebaran.... sama saja. Bagi mereka kebahagiaan menyambut hari-hari itu meluntur seiring dengan berjalannya waktu.... Sedih juga mendengarnya, rasa kesukaan yang terselip di hati ini tidak dirasakan juga oleh mereka? Kata mereka, yang sudah menginjak usia setengah baya itu, Natal dan Lebaran berarti mengancam kantong mereka. Saat anak-anaknya beranjak dewasa dan kebutuhan yang kian meningkat, mereka pun dituntut untuk berlibur. Alternatif liburan yang beragam sulit dipenuhi mengingat, BIAYA! Salah seorang supervisor bercerita, bahwa anak-anaknya bahkan menuntut untuk pergi berlibur naik pesawat. Katanya, itu tidak mungkin mengingat harga pesawat meroket masa peak season gini.. dan pulang ke kampung-pun mereka ogah bawa uang, soalnya berapa pun besar biaya yang dibawa pasti habis! Sekarang aku masih single, jadi aku belum merasakan apa yang mereka rasakan. Tapi aku bisa membayangkan lah..... pasti sulit memang. Apalagi saat pembagian THR kemarin, beberapa orang bahkan hanya memperoleh 300 ribu.... TIGA RATUS RIBU! Sedih memang. Wajar jika musim liburan menjadi ancaman buat mereka, tapi sedih sekali saat mendengar bahwa ancaman tersebut merenggut sukacita Natal dan Lebaran... Kemudian, aku berfikir, apalagi yah sukacita buat mereka? Buat para orang tua yang tertekan dengan kondisi keuangan yang kian mencekik?
|