|
vendredi, août 05, 2005 |
lagi, setelah OYK! |
.... halo, apa kabar?
kangen juga nih! hmm.... sebelum cerita panjang lebar, aku mau klarifikasi dulu nih.... berita yang dibakar-bakar mbak sa itu nga bener, ah! aku hiatus bukan gara-gara persiapan...... mbak sa niiiiiihhhhhhh....!!!
btw, awalnya aku mau nulis hari senin kemaren.. karena aku seneng banget dengan bulan yang dimulai dengan hari senin. rasanya, kayak waktu yang paling tepat untuk memulai segalanya dari awal. tapi, apa daya... ada kerjaan nga bisa ditinggal *dan BUKAN! yang 'ituhh'....*
Episode I inget dulu aku pernah cerita tentang OYK *Operasi Yustisi Kependudukan* dulu? yang rumah kos ku digrebek ama Pamong Praja dan beberapa aparat yang tidak bertanggung jawab lainnya itu loh..?
naaaah, 3 hari yang lalu di rumah kos ku tercinta ada kejadian yang menggemparkan lagi! kejadiannya, sekitar jam 10 malam. aku sih nga liat langsung, cuma denger ceritanya 10 menit setelah kejadian.
konon, ada penghuni di lantai 3 tempat kos ku yang digrebek! *serem amat yak istilahnya?* iya! jadi kata anak-anak *maksudnya, temen-temen kos.. bukan anak kecil!* sih, malam itu terdengar suara radio/tape yang agak kencang dari dalam kamarnya. yang diselingi dengan suara desah-desah gitu deh...
karena mencurigakan, anak-anak langsung memanggil pengurus rumah kos untuk mengetuk pintu. tapi beberapa kali diketuk, ternyata nga ada respon. jadi, terpaksa diketuk lebih kencang. lalu, yang nongol cuma kepala penghuni dari balik pintu kamar yang saat itu gelap gulita. karena merasa terganggu, sang penghuni protes. ternyata, anak-anak datang bukan dengan tidak punya alasan. mereka mengajukan surat petisi yang sudah ditandatangani oleh seluruh penghuni lantai 3 yang berisi keberatan atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan oleh penghuni kamar pojok tersebut.
surat petisi itu disambut dengan amarah oleh sang penghuni, yang merasa keberatan karena privasi-nya terganggu. tunggu dulu, privasi? privasi? atau "privasi"? karena sesungguhnya memang tidak ada "privasi" di rumah kos kami...
sebentar....... coba kalian bayangkan dulu: rumah dengan 70 kamar, kira-kira 23 kamar di tiap lantai. masing-masing ukuran kamar hanya sekitar 3 x 3 *itu kalo beruntung, karena kalo nga... paling cuman 2,5 x 3 meter* dan sebagian besar kamar di lantai 3 beralas papan dengan dinding tripleks.
jadi kalau butuh "privasi", memang kurang tepat untuk tinggal di rumah kos kami. seperti mayoritas penduduk di kota besar, kita udah nga punya waktu juga untuk mencari tahu si anu ngapain aja kalo di dalam kamar, atau si una pulangnya jam berapa aja, atau si nau kok seringnya di rumah aja, atau si aun kok gimana-gimana.... yaaah, mungkin buat sebagian orang ini penting untuk dibahas.. tapi sebagian besar memang nga terlalu perduli. mikirin kerjaan di kantor aja udah puyeng, ngapain juga repot-repot mikirin orang lain? dan sebagian lain butuh tempat kos hanya untuk tempat istirahat. hanya untuk tidur.
sang penghuni *yang ternyata ada 2 orang!* berdalih bahwa suara yang terdengar keluar itu adalah suara dari film biru yang lagi mereka tonton. padahal sejak sebelumnya, lampu kamar itu dimatikan dan tidak ada bersit-bersit cahaya seperti kalau kita lagi nonton di bioskop. penghuni yang satu lagi menyampaikan bahwa memang mereka berencana untuk pindah dalam waktu dekat.
entah apa yang terjadi setelah itu. yang pasti, anak-anak juga sebenarnya tidak ingin memperpanjang. hanya merasa keberatan dengan ketidaknyamanan yang mereka timbulkan. seperti suara radio/tape yang kencang-kencang itu. juga ada penghuni di lantai 2 yang tiap malam terganggu karena suara gedubrak-gedubrak yang mengakibatkan serpihan kayu dari langit-langit kamarnya berjatuhan dan sebagian bahkan mengenai matanya. dan sudah beberapa kali juga mbak yang membantu-bantu di rumah kos mendapati kejadian seperti ini *mendengar 'suara-suara' saat kos lagi pada sepi karena udah pada berangkat kerja, atau sepi karna pada nga di rumah, atau karna pada masih tidur waktu weekend lalu mencoba mengetuk tapi tidak ada respon dari penghuni*
keberatan juga disebabkan oleh adanya beberapa indikasi yang mengarah kepada ketidaklaziman. tapi, ini kan baru berupa indikasi. jadi, anak-anak pun tidak langsung menuduh. seperti: 1. ditemukannya sepotong tulisan yang mengungkapkan kerinduan akan sentuhan seseorang di dalam kamar itu *puisi ini bahasanya lugas sekali, sama sekali bukan berupa perumpamaan yang bisa punya arti yang lain*, 2. saksi yang adalah penghuni kamar sebelahnya yang sering mendengar suara-suara aneh dan terpaksa mengungsi ke kamar temannya di lantai dasar karena tidak tahan mendengarnya, 3. penghuni yang kerap kali berganti room mate.
entah lah memang suara-suara itu berasal dari film biru atau apa, dan entah lah surat itu memang hanya ungkapan hati semata. namun yang jelas, hal itu pasti mengganggu penghuni lain di sekitar kamar itu mengingat kondisi kamar yang serba papan itu. hal ini lah yang dikeluhkan oleh anak-anak, sehingga mereka berinisiatif untuk menegur dengan surat petisi itu.
kondisi mereda menjelang tengah malam. semua orang kembali ke kamar masing-masing dan tidur. tapi ternyata, keesokan harinya ada Episode II!
Episode II keesokan sorenya, pulang kantor.. ada rame-rame di rumah kos. tanya punya tanya, katanya lagi ada debat! hah? kok masih debat? padahal udah jam 9-an malem.
ternyata! penghuni yang kemaren itu membawa pengacara dari LBH.
weleh, kenapa jadi ribet gini ya?
kemaren dia ditemenin oleh mantan room mate-nya yang kedua *jadi, ceritanya dia udah 3 kali ganti room mate. dulu yang pertama udah keluar. lalu room mate yang berikutnya. lalu yang kepergok kemaren malemnya itu, beda lagi. kata pengurus kos, yang terakhir itu baru dateng sekitar 2 hari sebelumnya. kecenderungannya, semua cewek yang pernah jadi room mate-nya berpenampilan agak maskulin. ini terlihat jelas dari cara berpakaian, dari cara berjalan, dari cara berbicara, juga dari bahasa tubuhnya* pusing deh!
agak mengagetkan memang, tapi tentu saja anak-anak nga gentar sama sekali! cuman sebel aja! melalui pengacaranya, dia menuntut ganti rugi. hah??
pertama: dia merasa mendapatkan tekanan psikologis *malu berat kali yah? karna kepergok?!*
kedua: dia merasa difitnah karena anak-anak tidak punya bukti otentik *bahasa lain: elu kan nga liat gua lagi begituan?!*
ketiga: dia merasa dirugikan, dan minta ganti rugi karena harus keluar dari rumah kos *.... .... ..................*
pertama, tekanan psikologis...? hah? bukannya dia sendiri yang membuat dirinya di posisi mendapatkan tekanan psikologis seperti itu? gimana dengan tetangga sebelah kamarnya yang harus beberapa kali numpang tidur di tempat temannya gara-gara kegaduhan yang mereka timbulkan? itu bukan tekanan psikologis juga?
kedua, difitnah...? hah? anak-anak sama sekali tidak men-state bahwa: DIA ADALAH SEORANG LESBIAN! *tidak ada penyataan seperti ini dalam surat petisi yang ditandatangani oleh anak-anak* lagian, bukan itu yang jadi masalah utama. masalahnya adalah: dia membuat kegaduhan, dan itu membuat penghuni lainnya merasa terganggu! bukti-bukti otentik yang diperoleh memang bukan bukti berupa foto mereka lagi begituan, idih! siapa juga yang mau buang-buang waktu untuk ngecek mereka itu lesbian atau bukan!! kalo menurut aku, itu sih urusan pribadi lah... asal nga ganggu penghuni lain aja...
ketiga, ganti rugi...? hah? kenapa malah jadi kita yang mesti ngebayar dia? udah merugikan orang lain, bisa-bisanya dia minta ganti rugi? tuntutan kayak gini, wajar atau kurang ajar yah?
begitu diskusi selesai, beberapa perwakilan anak-anak lantai 3 beritikad baik menyodorkan tangan hendak bersalaman dengan si penghuni itu.. tapi reaksinya malah mencibir sambil mendumel: emang ngaruh gitu?!
orang ini emang luar biasa!! disamping sikapnya yang kerap ngejutekin semua orang, ternyata keras kepala juga. kita tunggu aja deh, bakal ada Episode III nga nih?
segitu dulu kabar dari aku, kabar kalian gimanaaaaa....???
anyway, nice weekend everyone.... |
posted by clodi @ 15:34 |
|
|
|
after he took my hand and promised to share his life with me, i amazed that my life finally went straight to his heart..
after she's born, i learned to love my life..
the way they moved, the way they cried, the way they laughed, the way they did everything.. gave me strenght, gave me spirit, gave me hope! i dedicate my life to the loving father and my lovely baby..
bisous! |
About Me |
Name: clodi
Home: South Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: ..an absurd human being sophisticated in her moods, having a horse sign reflecting elegance, independence, friendliness, and loyalty... yet helpful and constantly on the move, also enjoys experimenting with new things or meeting new people.
want to know me better?
|
Previous |
|
Archives |
|
Daily Clicks |
|
Media Box |
| View Show | Create Your Own
|
Fellowship |
|
Credits |
|
|
|