|
jeudi, mars 03, 2005 |
duh, BUREAUCRACY! |
Seperti aga belibet disebut, b-u-r-e-a-u-c-r-a-c-y ini emang ribet! Ceritanya, dulu kan aku pernah cerita tentang ujian penerimaan CPNS bulan november kemaren.. nah, berhubung aku beruntung bisa lulus, hari ini pendaftaran ulang. Kembalilah syarat-syarat tetek-bengek itu dikeluarkan lagi.. ijazah asli, nilai TOEFL asli, transkrip nilai foto 3x4 6 biji, Bahkan beberapa nama termasuk dalam daftar yang berkasnya kurang lengkap. Padahal, waktu itu kan, (katanya!) kalo berkas nga lengkap maka nga akan diproses. Sejak itu, aku jadi kerap ragu dengan ketelitian mereka tentang segala tetek-bengek proses pendaftaran ini. Alasannya sih, panitia kekurangan orang. Wah, padahal aku mau loh jadi voluntir jadi aku bisa masukin nama temen-temen aku.. khihihihi..
Tadi pagi, aku udah dengan semangatnya aku udah nenteng-nenteng syarat-syarat itu bahkan dari beberapa hari lalu, aku udah sibuk minjem kemeja putih lengan panjang dan dasi item... lagi bokek, jadi males ajah beli.. hehehehe... Nah, jadi pendaftaran ulang ini akan diikuti juga dengan Diklat Orientasi Tugas Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang notabene: WAJIB! dan beberapa syaratnya: kemeja putih lengan panjang, dasi warna hitam, rok warna hitam (bagi wanita), sepatu hitam, pakaian dan sepatu olahraga, dan..... "mengingat pendanaan yang sangat terbatas maka segala biaya transportasi dan akomodasi diminta untuk ditanggung sepenuhnya oleh peserta."(!) Pagi-pagi, aku datang untuk mendaftar... katanya harus absen dulu. Eh-eh, pas absen, namaku nga ada! Panitia juga bingung, dengan ngototnya aku nunjukin kartu peserta ujian waktu itu yang selalu aku taro di dalam dompet. Lalu aku disuruh ke meja I. Sampai di sana, sama aja namaku juga nga ada. Lalu disuruh pindah ke meja II, tapi langsung aku skip soalnya aku baru liat ada penjurusan yang ada jurusanku ada di meja III. Tapi sampe sana, sama aja! Petugas (P) : "coba cek di depan lagi." Aku (A) : "udah 2 kali, Pak." P: "Hmm.. mungkin anda masuk sebagai PH (-Pegawai Harian)" A: "Sebelumnya, saya pernah tanya keabsahan posisi saya sebagai PH di bagian kepegawaian, tapi beliau mengatakan bahwa saya termasuk PU (-Pelamar Umum)" P: "Tapi nama anda tidak ada di sini. Berarti anda tidak perlu ikut diklat ini. Ah, lebih mending tidak ikut lah, jadi tidak perlu capek kan?" *kupikir, bener juga yah?* A: "Jadi, saya terhitung sebagai PH, nih Pak?" P: "Mungkin. Enakan ikut lah, kan jalan-jalan, outbound, bisa bolos kerja juga kan?" *eh, Bapak ini sebenernya pro yang mana sih?* A: "Berarti, pasti saya terhitung PH dan bukan PU?" *masih ngotot!* P: "Iya, lah. Enak kan.... tidak perlu repot-repot pakai kemeja putih, dasi hitam, olahraga." A: "Ya sudah kalau begitu. Saya permisi dulu, Pak." *berusaha tidak berpendapat apa-apa tentang argumennya sekarang*
Keraguan I Lega lah. Tidak usah repot-repot sekarang. Lalu aku kembali ke mobil, mengembalikan tumpukan dokumen yang aku tenteng-tenteng tadi dan menukar sepatuku dengan sendal... hehehehe.... Lalu kembali ke ruangan. Tapi di dalam hati kok masih belum sreg yah? Aku segera mengirim sms ke beberapa rekan. "guys, Clodi, Cia, Radit, Neni, Apul, Bonek, dan Nia nga perlu ikut orientasi loh. Tapi Ninil dan Arip-Surip wajib!" Ninil langsung bales: "kenapa begitu?" Ini pertanyaan yang bikin aku juga jadi ragu, iya yah? Kenapa Ninil kudu ikut, dan kami nga pada ikut? Padahal statusnya Ninil sama dengan kami... bertahun-tahun terjebak dalam situasi ketidakjelasan di sini. Tapi, kupikir tidak apa lah.. mungkin memang kesalahan teknis aja kali. Tapi kesalahan teknis ini akan merugikan siapa? Ninil kah? Atau kami kah? Sampai di ruangan, Tata Usaha Kepegawaian Penataan Ruang Nasional nelpon. Katanya, kami disuruh membawa persyaratan lengkap dan segera mendaftar ulang di Pendopo. Aku berusaha menjelaskan duduk perkaranya, dan Beliau malah binun..... tapi, katanya dengan nada ketidakyakinan, "oke deh, nanti saya akan hubungi kepegawaian kalau begitu." Lalu tuuut-tuut-tuut. Saluran putus.
Keraguan II Aku kembali chatting bekerja. Lalu aku dapat sms dari Cia, "gue lagi di Kepegawaian lt.2, nanyain status kita." Begitu membaca berita itu, aku segera menyusul mereka. Dan ternyata di ruangan itu sudah banyak sekali orang. Sudah kuduga, pasti banyak yang bermasalah. Katanya, "kalau tidak dapat surat panggilan, itu buktinya kalau tidak udah ikut mendaftar." Pernyataan ini terdengar aneh kan? APA YANG TIDAK ADA, ITU YANG MENJADI BUKTI?!
*what the- !*
Lalu kami mencoba lagi menemui pegawai di Kepegawaian Penataan Ruang, mencari kejelasan status kami. Sampai di sana, dijelaskan bahwa KALIAN WAJIB IKUT! dan pihak yang merasa berkepentingan itu memaksa kami mengikutinya ke Ruang Pendopo, tempat pendaftaran ulang itu diadakan. Beberapa mengikuti langkah Beliau dengan tampang sedih, kecewa, dan sebel (aku nih, karna diputer-puter terus). Sebelum pergi, Beliau yang berkepentingan ini berhenti lagi di Kepegawaian Umum (Panitia Penyelenggara, yang sebelumnya kami datangi tadi..), dan keputusannya: KALIAN TIDAK USAH IKUT! Lalu aku kembali lagi maen internet bekerja. Mencoba untuk tidak mau pusing lagi dengan urusan b-u-r-e-a-u-c-r-a-c-y ini.
Keraguan III Ninil telpon, katanya, "Clod, elu kudu ikut. Tadi gue udah nanya Bu Lina (-Bosnya), menurut panitia, Orientasi ini penting karna nantinya ada sektifikat yang bermanfaat untuk intern Departemen. Emang sih, nga ada hubungannya dengan Prajab, tapi ini penting. Neni sekarang lagi nunggu surat supaya bisa ikutan. Elu minta gih ama bos lu. Tolong sampein ke Nia dan Cia juga, yah?" Aku jadi binun, "Hah?! Minta kemana? Bukannya tadi katanya orientasi ini nga terlalu penting?" Jawabnya, "ya, gitu deh yah? Gue lagi diantrian nih, panjang banget, bo!" Lalu sambungan telpon terputus, tuuut-tuut-tut.
Keraguan IV Beberapa menit kemudian, Radit mampir ke ruangan. Wajahnya seperti orang panik. *wah, kenapa lagi ini?* Radit (R) : "Elu yakin kalo kita nggak perlu daftar ulang? Gue kok ragu ya? Gue takutnya, akibat keteledoran mereka, nanti malah kita yang kena getahnya dan tidak terdaftar jadi CPNS. Ini ada pengaruhnya ke Prajab (-Pra Jabatan) nanti? Lalu? Nanti nama kita malah tidak terdaftar di BKN? Gimana?" Aku (A) : "katanya sih, ini nga ada hubungannya sama sekali dengan Prajab." R : "Soalnya, yang diakui sebagai PH itu kan yang punya surat kontrak dari proyek?" A : "Tadi gue tanya, katanya Surat Penugasan yang kita punya itu sama fungsinya dengan Surat Pimpro, kok" *sebenernya, aku nga yakin 100%* R : "Kita tanyain lagi lah. Biar pasti." A : "Hayuk lah." Lalu bertiga kami turun lagi ke Kepegawaian yang jadi Panitia itu dan mencari pidah yang BENAR-BENAR berkepentingan!
Sampai di sana, kondisi masih sama. Ramai. Lalu kami kembali menemukan orang yang sama, padahal kami berharap bertemu orang yang berbeda yang bisa memberikan jawaban yang berbeda, namun lebih menyakinkan. Kami ikut kah? Atau tidak kah? Bapak yang tadi itu (sebut saja Orang Penting) menatap kami dengan pandangan lemas, mungkin dalam hatinya *ini orang-orang balik-balik mulu ke sini!* Dengan tebal muka, kami kemukakan lagi alasan yang sama yang sebenarnya juga membuat kami malas untuk mondar-mandir seperti ini. Tiba-tiba, seseorang yang daritadi namanya disebut-sebut karena merupakan orang yang berkepentingan (sebut saja Orang Besar) keluar dari ruangannya. Langsung kami cegat. Orang Besar (OB) : "Tolong diperjelas yah? Kalau PH berarti tidak ikut Orientasi, titik." *mungkin sebaiknya Beliau ini disebut sebagai Orang Sibuk (OS)?* Kami (KM, tapi yang ngomong Radit) : "Begini, pak.. Kami tidak punya surat kontrak, lalu kami harus bagaimana?" OS : "Kalau begitu, anda-anda ini WAJIB IKUT ORIENTASI!" OP : "Tapi, Pak. Mereka ini sudah kami masukkan ke dalam kelompok PH." OS : "Oh, ya sudah kalau begitu. KALIAN TIDAK PERLU (baca: tidak wajib!) IKUT ORIENTASI!" KM : "Jadi, tidak perlu pak?" *kali ini serempak, karena SANGAT butuh kejelasan* OS : "Tolong diatur." sambil nyelonong keluar ruangan. *kami menatap Orang Penting dengan wajah prihatin* OP : "Ya sudah. Jelas kan? Kalian TIDAK USAH IKUT ORIENTASI. Itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Pra Jabatan. Kalau ada masalah, temui saya nanti." KM : "Lalu bagaimana dengan teman kami (baca: Ninil, yang kami bayangkan sedang berdiri-diri diantrian)?" OP : "Kalau dia, terserah. Jika tidak ingin ikut, silahkan lapor ke sini, nanti namanya saya catat." *rasanya waktu itu pengin nungguin sampe Bapak itu benar-benar menuliskan nama kami* KM : "Baik. Terima kasih, Pak. Permisi." Kamipun keluar dari ruangan itu, sambil dalam hatiku berjanji... aku tidak akan mau lagi ragu-ragu soal ini lah. Beres. Jadi, tidak ada orientasi untuk kami.
*Hik, padahal kan jalan-jalan yah?* |
posted by clodi @ 13:59 |
|
|
|
after he took my hand and promised to share his life with me, i amazed that my life finally went straight to his heart..
after she's born, i learned to love my life..
the way they moved, the way they cried, the way they laughed, the way they did everything.. gave me strenght, gave me spirit, gave me hope! i dedicate my life to the loving father and my lovely baby..
bisous! |
About Me |
Name: clodi
Home: South Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: ..an absurd human being sophisticated in her moods, having a horse sign reflecting elegance, independence, friendliness, and loyalty... yet helpful and constantly on the move, also enjoys experimenting with new things or meeting new people.
want to know me better?
|
Previous |
|
Archives |
|
Daily Clicks |
|
Media Box |
| View Show | Create Your Own
|
Fellowship |
|
Credits |
|
|
|